Minggu, Desember 13, 2009

“Sekali melangkah pantang menyerah, Sekali tampil harus berhasil” “Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan”


Brigade Mobil (Brimob) adalah kesatuan yang dikenal sebagai Korps Baret Biru dalam tubuh Kepolisian Negara Republik indonesia. Brimob merupakan pasukan khusus dalam jajaran institusi Polri, karena memiliki lingkup tugas khusus yaitu menanggulangi situasi darurat, membantu tugas kepolisian kewilayahan dan menangani kejahatan dengan tingkat intensitas tinggi, yang menggunakan senjata api dan bahan peledak, melaksanakan operasi yang membutuhkan aksi yang cepat, situasi pertolongan pada Bencana Alam (SAR), Pertempuran Jarak Dekat (dalam kota), dan sebagainya. Brimob telah banyak melakukan tugas dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Brimob pertama-tama terbentuk dengan nama Pasukan Polisi Istimewa. Kesatuan ini pada mulanya diberikan tugas untuk melucuti senjata tentara Jepang, melindungi kepala negara, dan mempertahankan ibukota. Pada 14 November 1945 Perdana Menteri Sutan Sjahrir membentuk Mobile Brigade (Mobrig) sebagai ganti Pasukan Polisi Istimewa. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Korps Baret Biru. Pembentukan Mobrig ini dimaksudkan Sjahrir sebagai perangkat politik untuk menghadapi tekanan politik dari tentara dan sebagai pelindung terhadap kudeta yang melibatkan satuan-satuan militer. Di kemudian hari korps ini menjadi rebutan antara pihak polisi dan militer. Pada 14 November 1961 bersamaan dengan diterimanya Pataka Nugraha Sakanti Yana Utama, satuan Mobrig berubah menjadi Korps Brigade Mobil (Korps Brimob).

Mako Korps Brimob Polri terletak di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Satuan I Gegana dan Satuan III Pelopor juga berkedudukan di Kelapa Dua, Sedangkan Satuan II Pelopor berkedudukan di Kedung Halang Bogor. Gegana adalah bagian dari Brimob. Pada tahun 1995, dengan adanya pengembangan validasi Brimob, Detasemen Gegana ditingkatkan menjadi resimen tersendiri, yakni Resimen II Brimob yang sekarang berubah nama Sat I Gegana. Tugas utama Gegana antara lain mengatasi situasi terorisme, jihandak (penjinakan bahan peledak), pembebasan Sandera (situasi krisis).